Welcome in My Official Blogger lusianachandraputri.blogspot.com

Rabu, 16 September 2015

Hukum Avogadro

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 00.29 0 komentar
Kau tau, opa?
Kemarin siang aku mempelajari kimia, lebih tepatna tentang hukum Avogadro.
Ah, tetapi tugas-tugas menundaku menulis goresan rindu yang tidak mungkin ku ungkapkan sekarang.
Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada kondisi suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama.
Bolehkah jika ku katakan bahwa pada kondisi suhu dan tekanan yang selalu menunt paru-paruku bekerja lebih dari biasanya ini, dan volume ruanganku yang tertempel mading-mading kenangan tentang siapa saja dimasa kemarin akan mengandung jumlah rindu yang berlipat pula?
Bolehkah seperti itu?
Aku yakin, sebagai ahli kimia kau mengerti tentang hukum ini.
Jika aku menemuimu saat ini,
apa kau masih ingin melihatku?
apa kau memaklumi perbedaan yang sekarang menjadi barrier antara kita?
apa kau menginginkan aku disisimu seperti yang sudah 16 tahun?
bagaimana matamu? masih awaskah?
bagaimana perkembanganmu? tidak ada tanda-tanda sama sekali yang menunjukkan perkembanganmu.
bagaimana tentang nama-nama unsur kimia yang sudah bertahun-tahun kupelajari ini? nikel, tambang, batu bara, almunium dan kawan-kawan. apakah mereka masih setia menemani siang dan malammu?
aku rindu mengingatkanmu makan karena mereka.
aku rindu merengek-rengek meminta komentarmu setiap aku membuat gambar.
aku rindu bercanda denganmu.
aku rindu kita yang saling menjaga.
aku rindu kau lebih dari biasanya karena berrier ini.
Maaf tuk barrier yang tidak pernah kau harapkan ini.
Maaf tuk dirimu yang kutinggalkan begitu.
Aku pun tak pernah mebuat skenario satu halamanpun tentang ini, percayalah.
Akan ku simpan semua kenangan selama 16 tahun.
Barangkali

Minggu, 06 September 2015

Rindu Dari Cerminan Masa Gadismu.

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 07.28 0 komentar
Hai.
Suhu disini begitu rendah.
Ia memaksaku untuk terus memikirkanmu, Mama.
Bagaimana keadaanmu, wanita hebatku?
Aku tidur tepat menghadap jendela.
Wajahmu jelas terlukis disana.
sesekali aku menatap keluar sambil meniup-niup dan menggosok-gosokkan tanganku, aku merasakan kehadiranmu disini.
Banyak bintang-bintang di langit, sama dengan banyaknya pertanyaanku.
Kau kah, Ma?
Kau kah yang menitipkan sejuta senyum lewat bulan?
Kau kah yang menghadirkan sejuta kehangatan lewat jaket yang kau beli dengan ketulusan ini?
Kau kah yang membisikkan Tuhan agar diri ini selalu terjaga?
Kau kah yang selalu mengganggu Tuhan hanya untuk memintaku sehat?
Kau kah yang ada dibalik semua sampai semua seindah ini?
Ah terlalu banyak.
Tapi aku tahu, itu benar-benar dirimu.
Malam ini aku tersadar,
Belum pantas jika aku memikirkan yang lain, sementara kau memikirkanku dengan tulus.
Belum pantas jika aku merindukan yang lain, sementara kau merindukanku dengan tulus.
Belum pantas jika aku menanyakan kabar yang lain, sementara kau begitu sabar menunggu pesanku menanyakan kabarmu tanpa memintaku memperhatikanmu.
Belum pantas jika aku tersenyum atas orang lain, sementara kau selalu tersenyum menceritakan gadis kecilmu didepan khalayak.
Belum pantas jika cintamu terbagi tiga setelah Allah, sementara kau coba sulitnya samaratakan kasih sayang kepada anak-anakmu yang lain.
Bersabarlah, Ma.
Beberapa tahun lagi kita akan bertemu saling melepas rindu.
Jika kepada teman mungkin belum tentu Allah izinkan, tetapi insyaAllah kaulah yang pertama menyambut tubuh ini.
Mungkin aku sudah menjadi orang yang sedikit berwibawa didepan orang lain, namun didepanmu aku harus tetap tunduk.
Salam dari kota yang selalu dibawah 20 derajat ini, Ma.
Sebagai anak pertama yang selalu dituntut lebih dewasa, semoga keseriusanku menuntut ilmu dapat berguna untuk adik-adik.
Jangan khawatir tentang dingin.
Walaupun ia terlalu jahat merebut jatah sehatku, tapi aku percaya, kaulah yang pertama menadahkan tangan meminta agar rasa dingin ini ditukar dengan sebuah cita-cita mulia.
Takkan ku sia-siakan itu.



Salam rindu yang teramat menusuk dari kota kembang.
Dari cerminan dirimu, anak pertamamu.

Bandung, 6 September 2015.

Selasa, 18 Agustus 2015

SKIZOFREMA

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 19.55 0 komentar

Skizofrenia ( /ˌ sk ɪ tsɵˈ fr ɛni ə/) adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk
halusinasi, paranoid , keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. Gejala awal biasanya muncul pada saat dewasa muda, dengan prevalensi semasa hidup secara global sekitar 0,3% – 0,7%. Diagnosis didasarkan atas pengamatan perilaku dan pengalaman penderita yang dilaporkan.
Genetik , lingkungan awal, neurobiologi, serta kondisi psikologis dan proses sosial tampaknya merupakan faktor penyumbang kontribusi penting; beberapa jenis obat resep dan rekreasional sepertinya dapat menjadi penyebab atau kondisi yang memperburuk gejala. Penelitian saat ini difokuskan pada peranan neurobiologi, walaupun tidak ada satupun penyabab organik khusus yang ditemukan. Berbagai kombinasi gejala yang mungkin terjadi telah memicu debat apakah suatu diagnosis mewakili satu kelainan atau beberapa gejala yang berbeda. Terlepas dari etimologi istilah yang berasal dari akar kata bahasa Yunani skhizein ( σχίζειν , "membelah") dan phrēn, phren- ( φρήν, φρεν- ; "ingatan"), skizofrenia tidak sama sebagai "ingatan terbelah" dan tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif yang juga dikenal sebagai "gangguan kepribadian ganda" atau "kepribadian terbelah"—suatu kondisi yang sering tertukar menurut persepsi masyarakat luas.
Pengobatan andalan adalah pengobatan dengan antipsikotik yang pada umumnya menekan aktivitas dopamine (dan kadang-kadang serotonin ) reseptor .
Psikoterapi dan rehabilitasi vokasional dan sosial merupakan perawatan yang juga penting. Pada kasus yang lebih serius yang melibatkan risiko untuk dirinya dan orang lain, maka perlu dilakukan perawatan di rumah sakit secara paksa, walaupun lama perawatan di rumah sakit sekarang ini lebih singkat dan tidak sesering waktu sebelumnya.

Gangguan dan keadaan yang kronik dan komorbiditas
Gangguan ini diperkirakan secara umum akan memengaruhi kognisi , tetapi juga biasanya akan berkontribusi pada masalah kronis yang berhubungan dengan tingkah laku dan emosi. Seseorang yang menderita skizofrenia biasanya juga mengalami kondisi ( komorbid ), termasuk depresi mayor dan
gangguan kecemasan ; kemunculan
penyalahgunaan senyawa tertentu semasa hidup mencapai 50%. Masalah sosial, seperti misalnya pengangguran jangka panjang, kemiskinan dan keadaan tunawisma, merupakan kejadian yang umum. Rata-rata harapan hidup orang yang menderita gangguan ini adalah 12 hingga 15 tahun lebih pendek dari yang bukan penderita, yang merupakan hasil dari meningkatnya masalah kesehatan dan lebih tingginya tingkat bunuh diri (sekitar 5%).

Gejala seseorang yang didiagnosis mengidap skizofrenia dapat mengalami halusinasi (kebanyakan melaporkan adanya
mendengar suara-suara ), waham (biasanya aneh atau penyiksaan secara biasa), dan gangguan daya pikir dan bicara. Yang terakhir ini dapat berupa kehilangan urutan berpikir, hingga kalimat yang artinya kurang berhubungan, sampai dengan ketidakpaduan yang dikenal sebagai kata-kata yang berantakan pada kasus yang lebih parah. Menarik diri dari lingkungan sosial, cara berpakaian yang berantakan dan tidak menjaga kebersihan, dan kehilangan motivasi dan pertimbangan merupakan hal yang umum pada skizofrenia. Biasanya dapat diobservasi adanya pola kesulitan emosi , sebagai contoh tidak adanya sifat responsif.
Gangguan dalam kognisi sosial diasosiasikan dengan skizofrenia, demikian juga dengan gejala
paranoia ; isolasi sosial pada umumnya muncul.
Kesulitan dalam bekerja dan daya ingat jangka panjang, perhatian , peran eksekutif, dan kecepatan untuk mengolah juga sangat umum terjadi.

Pada salah satu subtipe yang tidak umum, seseorang menjadi sangat diam, dan berdiam diri pada posisi yang sangat aneh, atau menunjukkan tingkah laku yang tidak jelas, semua ini merupakan gejala katatonia.
Pada masa akhir remaja dan awal masa dewasa merupakan periode puncak untuk timbulnya skizofrenia, [2] yang merupakan tahun kritis perkembangan sosial dan vokasional pada seorang dewasa muda. Pada 40% laki-laki dan 23% perempuan didiagnosis dengan skizofrenia, di mana manifestasi kondisi ini muncul sebelum usia 19 tahun. Untuk menekan gangguan perkembangan yang diasosiasikan dengan skizofrenia, telah banyak dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menangani fase prodromal (sebelum-tercetus) dari penyakit ini, yang telah dapat dideteksi hingga 30 bulan sebelum gejala muncul. Mereka yang telah mengalami perkembangan skizofrenia mengalami gejala psikotik sementara atau sembuh dengan sendirinya dan gejala nonspesifik berupa menarik diri dari lingkungan, iritabilitas, disforia,
Dan kecerobohan selama fase prodromal.

Klasifikasi Schneiderian
Pada awal abad ke-20, seorang psikiatrik yang bernama Kurt Schneider membuat daftar gejala psikotik yang menurutnya dapat membedakan skizofrenia dari gangguan psikotik lainnya. Daftar ini disebut first-rank symptoms (gejala peringkat pertama) atau Schneider's first-rank symptoms . Gejala ini termasuk waham berada dalam kontrol suatu kekuatan eksternal; kepercayaan bahwa pikiran dimasukkan atau keluar dari bawah sadar; kepercayaan bahwa pikiran seseorang dipancarkan kepada orang lain; dan mendengar suara halusinasi yang berkomentar tentang pikiran atau sikap seseorang atau bercakap-cakap dengan suara halusinasi. Walaupun telah menyumbang pada kriteria diagnostik secara signifikan,
kespesifikan gejala peringkat pertama masih dipertanyakan. Suatu tinjauan tentang penelitian diagnosis yang dilakukan antara tahun 1970 dan 2005 menemukan bahwa mereka memperbolehkan untuk tidak adanya konfirmasi ataupun menolak klaim Schneider, dan menyarankan bahwa gejala tingkat pertama tidak harus mendapatkan penekanan untuk sistem diagnosis di masa mendatang.

Gejala positif dan negatif
Skizofrenia pada umumnya dideskripsikan sebagai gejala positif dan negatif (atau defisit) . Gejala positif merupakan gejala yang tidak dialami oleh kebanyakan individu secara normal tetapi dialami oleh seorang penderita skizofrenia. Keadaan ini termasuk diantaranya waham, pikiran dan ucapan yang kacau, dan halusinasi taktil , auditori,
visual , olfaktori dan gustatori, biasanya dijelaskan sebagai manifestasi psikosis.
Halusinasi biasanya berhubungan dengan tema waham. Gejala positif umumnya memberikan respons yang baik dengan pengobatan. Gejala negatif merupakan adanya defisit terhadap respon emosi normal atau proses berpikir lainnya, dan reaksinya kurang baik terhadap pengobatan. Gejala pada umumnya meliputi emosi yang datar atau efek tumpul , pendiam ( alogia), ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan ( anhedonia), tidak ada keinginan untuk membangun hubungan sosial ( asosial), dan rendahnya motivasi ( avolisi ). Penelitian memperlihatkan adanya gejala negatif yang berkontribusi pada kualitas hidup yang buruk, keterbatasan fungsi, dan beban bagi orang lain dibandingkan dengan gejala positif. Pada penderita dengan gejala negatif yang menonjol seringkali memiliki sejarah untuk kurang mampu menyesuaikan diri sebelum penyakit muncul, dan respons terhadap pengobatan biasanya terbatas.

Penyebab:

Genetika
Lingkungan
Penyalahgunaan obat
Faktor perkembangan
Mekanisme
Psikologis
Neurologis
Diagnosis

Kriteria:

Kriteria ICD-10 biasanya digunakan di negara-negara Eropa, sementara kriteria DSM-IV-TR digunakan di Amerika Serikat dan seluruh dunia, dan sering digunakan dalam studi-studi riset. Kriteria ICD-10 memberi penekanan pada gejala peringkat pertama Schneiderian. Pada praktiknya, kesepakatan antara kedua sistem adalah tinggi.
Menurut edisi keempat yang direvisi dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR), agar bisa didiagnosis menderita skizofrenia, tiga kriteria diagnostik harus dipenuhi:
1. Gejala karakteristik: Dua atau lebih dari gejala berikut, masing-masing hadir dengan frekuensi sering selama periode satu bulan (atau kurang, jika gejala berkurang karena pengobatan).
Waham
Halusinasi
Bicara tidak teratur, yang merupakan manifestasi gangguan pemikiran formal
Perilaku yang tidak teratur secara kasar (misalnya berpakaian yang tidak sesuai, sering menangis) atau perilaku katatonik
Gejala negatif: Tumpulnya emosi (kurang atau menolak memberikan respons emosional), alogia (kurang atau menolak bicara), atau avolisi (kurang atau menolak motivasi)
Jika waham dinilai aneh, atau halusinasi meliputi mendengar satu suara yang berpartisipasi dalam komentar yang terus menerus terhadap tindakan pasien atau mendengar dua atau lebih suara yang bercakap-cakap satu sama lain, hanya gejala di atas yang diperlukan. Kriteria bicara tidak teratur hanya dipenuhi jika cukup parah untuk mengganggu komunikasi secara substansial.
2. Disfungsi sosial atau okupasional: Selama suatu waktu yang signifikan sejak mulainya gangguan, satu atau lebih daerah fungsi seperti kerja, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, menjadi sangat rendah dibandingkan level yang dicapai sebelum gangguan.
3. Durasi yang signifikan: Tanda-tanda gangguan yang kontinu bertahan selama setidaknya enam bulan. Periode enam bulan ini harus termasuk setidaknya satu bulan gejala (atau kurang, jika gejala berkurang karena pengobatan).
Jika tanda-tanda gangguan terlihat selama lebih dari sebulan tetapi kurang dari enam bulan, diagnosis
gangguan skizofreniform diterapkan.
Gejala psikotik yang berlangsung selama kurang dari sebulan dapat didiagnosis sebagai gangguan psikotik singkat , dan berbagai kondisi dapat diklasifikasikan sebagai gangguan psikotik lainnya yang tidak diklasifikasikan . Skizofrenia tidak dapat didiagnosis jika gejala gangguan suasana hati hadir secara substansial (meskipun dapat didiagnosis gangguan skizoafektif ), atau jika gejala gangguan perkembangan pervasif hadir kecuali waham atau halusinasi yang menonjol juga hadir, atau jika gejala adalah hasil fisiologis langsung dari suatu kondisi medis atau zat yang umum, seperti penyalahgunaan narkoba atau pengobatan.
Subtipe
DSM-IV-TR mengandung lima subklasifikasi skizofrenia, meskipun para pengembang DSM-5 merekomendasikan agar subklasifikasi ini dihilangkan dari klasifikasi yang baru:
Tipe paranoid: Terdapat waham atau halusinasi auditori, tetapi tidak ada gangguan pemikiran, perilaku yang tidak teratur, atau ketumpulan afektif. Waham yang ada merupakan waham menyiksa dan/atau waham kebesaran, tetapi sebagai tambahan, dapat juga hadir tema-tema lain seperti kecemburuan, religiusitas, atau
somatisasi . (Kode DSM 295.3/kode ICD F20.0)
Tipe tidak teratur : Diberi nama skizofrenia hebefrenik dalam ICD. Gangguan pemikiran dan ketumpulan afektif hadir secara bersamaan. (Kode DSM 295.1/kode ICD F20.1)
Tipe katatonik : Subjek mungkin hampir tidak bisa bergerak atau menampakkan gerakan gelisah tanpa sebab. Gejala dapat termasuk stupor katatonik dan fleksibilitas lilin . (Kode DSM 295.2/kode ICD F20.2)
Tipe tidak dibedakan: Gejala psikotik hadir tetapi kriteria untuk tipe paranoid, tidak teratur atau katatonik belum dipenuhi. (Kode DSM 295.9/kode ICD F20.3)
Tipe residual: Gejala positif hadir hanya dalam intensitas rendah. (Kode DSM 295.6/kode ICD F20.5)
Kriteria ICD-10 memberikan dua subtipe tambahan:
Depresi pascaskizofrenia: Episode depresi yang terjadi setelah sakit skizofrenia, yakni ketika beberapa gejala skizofrenia ringan mungkin masih dapat ditemukan. (ICD code F20.4)
Skizofrenia sederhana : Gejala negatif dan dominan berkembang perlahan-lahan dan progresif tanpa riwayat episode psikotik. (kode ICD F20.6)
Diagnosis banding
Lihat pula: Diagnosis ganda
Gejala psikotik dapat ditemukan pada beberapa gangguan mental lainnya, termasuk gangguan bipolar, gangguan kepribadian borderline/perbatasan , intoksikasi obat dan
psikosis dipicu obat. Waham ("non-bizarre"/tidak aneh) juga ditemukan pada gangguan waham , dan menarik diri dari lingkungan sosial pada gangguan kecemasan sosial,
gangguan kecemasan menghindar dan gangguan kepribadian skizotipik. Skizofrenia sering ditemukan bersamaan dengan gangguan obsesif-kompusif (OCD) dan cukup bermakna dibandingkan dengan yang dapat terjadi secara murni kebetulan, meskipun sulit untuk membedakan antara obsesi yang terjadi pada OCD dengan waham skizofrenia. Diperlukan pemeriksaan fisik umum dan neurologis lebih lanjut untuk menyingkirkan penyakit yang kadang dapat menyebabkan gejala psikotik mirip skizofrenia, seperti gangguan metabolik, infeksi sistemik , sifilis , infeksi HIV , epilepsi, dan lesi otak. Kemungkinan delirium perlu disingkirkan, yang dapat dibedakan melalui halusinasi penglihatan, onset akut, dan tingkat kesadaran yang naik turun, dan menandakan adanya penyakit medis yang mendasarinya. Penyelidikan biasanya tidak perlu diulang untuk relaps, kecuali apabila terdapat indikasi medis yang spesifik atau kemungkinan efek samping dari
obat antipsikotik.

SKIZOFREMA

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 19.54 0 komentar

Skizofrenia ( /ˌ sk ɪ tsɵˈ fr ɛni ə/) adalah gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk
halusinasi, paranoid , keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak sesuai dengan dunia nyata serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. Gejala awal biasanya muncul pada saat dewasa muda, dengan prevalensi semasa hidup secara global sekitar 0,3% – 0,7%. Diagnosis didasarkan atas pengamatan perilaku dan pengalaman penderita yang dilaporkan.
Genetik , lingkungan awal, neurobiologi, serta kondisi psikologis dan proses sosial tampaknya merupakan faktor penyumbang kontribusi penting; beberapa jenis obat resep dan rekreasional sepertinya dapat menjadi penyebab atau kondisi yang memperburuk gejala. Penelitian saat ini difokuskan pada peranan neurobiologi, walaupun tidak ada satupun penyabab organik khusus yang ditemukan. Berbagai kombinasi gejala yang mungkin terjadi telah memicu debat apakah suatu diagnosis mewakili satu kelainan atau beberapa gejala yang berbeda. Terlepas dari etimologi istilah yang berasal dari akar kata bahasa Yunani skhizein ( σχίζειν , "membelah") dan phrēn, phren- ( φρήν, φρεν- ; "ingatan"), skizofrenia tidak sama sebagai "ingatan terbelah" dan tidak sama dengan gangguan identitas disosiatif yang juga dikenal sebagai "gangguan kepribadian ganda" atau "kepribadian terbelah"—suatu kondisi yang sering tertukar menurut persepsi masyarakat luas.
Pengobatan andalan adalah pengobatan dengan antipsikotik yang pada umumnya menekan aktivitas dopamine (dan kadang-kadang serotonin ) reseptor .
Psikoterapi dan rehabilitasi vokasional dan sosial merupakan perawatan yang juga penting. Pada kasus yang lebih serius yang melibatkan risiko untuk dirinya dan orang lain, maka perlu dilakukan perawatan di rumah sakit secara paksa, walaupun lama perawatan di rumah sakit sekarang ini lebih singkat dan tidak sesering waktu sebelumnya.

Gangguan dan keadaan yang kronik dan komorbiditas
Gangguan ini diperkirakan secara umum akan memengaruhi kognisi , tetapi juga biasanya akan berkontribusi pada masalah kronis yang berhubungan dengan tingkah laku dan emosi. Seseorang yang menderita skizofrenia biasanya juga mengalami kondisi ( komorbid ), termasuk depresi mayor dan
gangguan kecemasan ; kemunculan
penyalahgunaan senyawa tertentu semasa hidup mencapai 50%. Masalah sosial, seperti misalnya pengangguran jangka panjang, kemiskinan dan keadaan tunawisma, merupakan kejadian yang umum. Rata-rata harapan hidup orang yang menderita gangguan ini adalah 12 hingga 15 tahun lebih pendek dari yang bukan penderita, yang merupakan hasil dari meningkatnya masalah kesehatan dan lebih tingginya tingkat bunuh diri (sekitar 5%).

Gejala seseorang yang didiagnosis mengidap skizofrenia dapat mengalami halusinasi (kebanyakan melaporkan adanya
mendengar suara-suara ), waham (biasanya aneh atau penyiksaan secara biasa), dan gangguan daya pikir dan bicara. Yang terakhir ini dapat berupa kehilangan urutan berpikir, hingga kalimat yang artinya kurang berhubungan, sampai dengan ketidakpaduan yang dikenal sebagai kata-kata yang berantakan pada kasus yang lebih parah. Menarik diri dari lingkungan sosial, cara berpakaian yang berantakan dan tidak menjaga kebersihan, dan kehilangan motivasi dan pertimbangan merupakan hal yang umum pada skizofrenia. Biasanya dapat diobservasi adanya pola kesulitan emosi , sebagai contoh tidak adanya sifat responsif.
Gangguan dalam kognisi sosial diasosiasikan dengan skizofrenia, demikian juga dengan gejala
paranoia ; isolasi sosial pada umumnya muncul.
Kesulitan dalam bekerja dan daya ingat jangka panjang, perhatian , peran eksekutif, dan kecepatan untuk mengolah juga sangat umum terjadi.

Pada salah satu subtipe yang tidak umum, seseorang menjadi sangat diam, dan berdiam diri pada posisi yang sangat aneh, atau menunjukkan tingkah laku yang tidak jelas, semua ini merupakan gejala katatonia.
Pada masa akhir remaja dan awal masa dewasa merupakan periode puncak untuk timbulnya skizofrenia, [2] yang merupakan tahun kritis perkembangan sosial dan vokasional pada seorang dewasa muda. Pada 40% laki-laki dan 23% perempuan didiagnosis dengan skizofrenia, di mana manifestasi kondisi ini muncul sebelum usia 19 tahun. Untuk menekan gangguan perkembangan yang diasosiasikan dengan skizofrenia, telah banyak dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menangani fase prodromal (sebelum-tercetus) dari penyakit ini, yang telah dapat dideteksi hingga 30 bulan sebelum gejala muncul. Mereka yang telah mengalami perkembangan skizofrenia mengalami gejala psikotik sementara atau sembuh dengan sendirinya dan gejala nonspesifik berupa menarik diri dari lingkungan, iritabilitas, disforia,
Dan kecerobohan selama fase prodromal.

Klasifikasi Schneiderian
Pada awal abad ke-20, seorang psikiatrik yang bernama Kurt Schneider membuat daftar gejala psikotik yang menurutnya dapat membedakan skizofrenia dari gangguan psikotik lainnya. Daftar ini disebut first-rank symptoms (gejala peringkat pertama) atau Schneider's first-rank symptoms . Gejala ini termasuk waham berada dalam kontrol suatu kekuatan eksternal; kepercayaan bahwa pikiran dimasukkan atau keluar dari bawah sadar; kepercayaan bahwa pikiran seseorang dipancarkan kepada orang lain; dan mendengar suara halusinasi yang berkomentar tentang pikiran atau sikap seseorang atau bercakap-cakap dengan suara halusinasi. Walaupun telah menyumbang pada kriteria diagnostik secara signifikan,
kespesifikan gejala peringkat pertama masih dipertanyakan. Suatu tinjauan tentang penelitian diagnosis yang dilakukan antara tahun 1970 dan 2005 menemukan bahwa mereka memperbolehkan untuk tidak adanya konfirmasi ataupun menolak klaim Schneider, dan menyarankan bahwa gejala tingkat pertama tidak harus mendapatkan penekanan untuk sistem diagnosis di masa mendatang.

Gejala positif dan negatif
Skizofrenia pada umumnya dideskripsikan sebagai gejala positif dan negatif (atau defisit) . Gejala positif merupakan gejala yang tidak dialami oleh kebanyakan individu secara normal tetapi dialami oleh seorang penderita skizofrenia. Keadaan ini termasuk diantaranya waham, pikiran dan ucapan yang kacau, dan halusinasi taktil , auditori,
visual , olfaktori dan gustatori, biasanya dijelaskan sebagai manifestasi psikosis.
Halusinasi biasanya berhubungan dengan tema waham. Gejala positif umumnya memberikan respons yang baik dengan pengobatan. Gejala negatif merupakan adanya defisit terhadap respon emosi normal atau proses berpikir lainnya, dan reaksinya kurang baik terhadap pengobatan. Gejala pada umumnya meliputi emosi yang datar atau efek tumpul , pendiam ( alogia), ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan ( anhedonia), tidak ada keinginan untuk membangun hubungan sosial ( asosial), dan rendahnya motivasi ( avolisi ). Penelitian memperlihatkan adanya gejala negatif yang berkontribusi pada kualitas hidup yang buruk, keterbatasan fungsi, dan beban bagi orang lain dibandingkan dengan gejala positif. Pada penderita dengan gejala negatif yang menonjol seringkali memiliki sejarah untuk kurang mampu menyesuaikan diri sebelum penyakit muncul, dan respons terhadap pengobatan biasanya terbatas.

Penyebab:

Genetika
Lingkungan
Penyalahgunaan obat
Faktor perkembangan
Mekanisme
Psikologis
Neurologis
Diagnosis

Kriteria:

Kriteria ICD-10 biasanya digunakan di negara-negara Eropa, sementara kriteria DSM-IV-TR digunakan di Amerika Serikat dan seluruh dunia, dan sering digunakan dalam studi-studi riset. Kriteria ICD-10 memberi penekanan pada gejala peringkat pertama Schneiderian. Pada praktiknya, kesepakatan antara kedua sistem adalah tinggi.
Menurut edisi keempat yang direvisi dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR), agar bisa didiagnosis menderita skizofrenia, tiga kriteria diagnostik harus dipenuhi:
1. Gejala karakteristik: Dua atau lebih dari gejala berikut, masing-masing hadir dengan frekuensi sering selama periode satu bulan (atau kurang, jika gejala berkurang karena pengobatan).
Waham
Halusinasi
Bicara tidak teratur, yang merupakan manifestasi gangguan pemikiran formal
Perilaku yang tidak teratur secara kasar (misalnya berpakaian yang tidak sesuai, sering menangis) atau perilaku katatonik
Gejala negatif: Tumpulnya emosi (kurang atau menolak memberikan respons emosional), alogia (kurang atau menolak bicara), atau avolisi (kurang atau menolak motivasi)
Jika waham dinilai aneh, atau halusinasi meliputi mendengar satu suara yang berpartisipasi dalam komentar yang terus menerus terhadap tindakan pasien atau mendengar dua atau lebih suara yang bercakap-cakap satu sama lain, hanya gejala di atas yang diperlukan. Kriteria bicara tidak teratur hanya dipenuhi jika cukup parah untuk mengganggu komunikasi secara substansial.
2. Disfungsi sosial atau okupasional: Selama suatu waktu yang signifikan sejak mulainya gangguan, satu atau lebih daerah fungsi seperti kerja, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, menjadi sangat rendah dibandingkan level yang dicapai sebelum gangguan.
3. Durasi yang signifikan: Tanda-tanda gangguan yang kontinu bertahan selama setidaknya enam bulan. Periode enam bulan ini harus termasuk setidaknya satu bulan gejala (atau kurang, jika gejala berkurang karena pengobatan).
Jika tanda-tanda gangguan terlihat selama lebih dari sebulan tetapi kurang dari enam bulan, diagnosis
gangguan skizofreniform diterapkan.
Gejala psikotik yang berlangsung selama kurang dari sebulan dapat didiagnosis sebagai gangguan psikotik singkat , dan berbagai kondisi dapat diklasifikasikan sebagai gangguan psikotik lainnya yang tidak diklasifikasikan . Skizofrenia tidak dapat didiagnosis jika gejala gangguan suasana hati hadir secara substansial (meskipun dapat didiagnosis gangguan skizoafektif ), atau jika gejala gangguan perkembangan pervasif hadir kecuali waham atau halusinasi yang menonjol juga hadir, atau jika gejala adalah hasil fisiologis langsung dari suatu kondisi medis atau zat yang umum, seperti penyalahgunaan narkoba atau pengobatan.
Subtipe
DSM-IV-TR mengandung lima subklasifikasi skizofrenia, meskipun para pengembang DSM-5 merekomendasikan agar subklasifikasi ini dihilangkan dari klasifikasi yang baru:
Tipe paranoid: Terdapat waham atau halusinasi auditori, tetapi tidak ada gangguan pemikiran, perilaku yang tidak teratur, atau ketumpulan afektif. Waham yang ada merupakan waham menyiksa dan/atau waham kebesaran, tetapi sebagai tambahan, dapat juga hadir tema-tema lain seperti kecemburuan, religiusitas, atau
somatisasi . (Kode DSM 295.3/kode ICD F20.0)
Tipe tidak teratur : Diberi nama skizofrenia hebefrenik dalam ICD. Gangguan pemikiran dan ketumpulan afektif hadir secara bersamaan. (Kode DSM 295.1/kode ICD F20.1)
Tipe katatonik : Subjek mungkin hampir tidak bisa bergerak atau menampakkan gerakan gelisah tanpa sebab. Gejala dapat termasuk stupor katatonik dan fleksibilitas lilin . (Kode DSM 295.2/kode ICD F20.2)
Tipe tidak dibedakan: Gejala psikotik hadir tetapi kriteria untuk tipe paranoid, tidak teratur atau katatonik belum dipenuhi. (Kode DSM 295.9/kode ICD F20.3)
Tipe residual: Gejala positif hadir hanya dalam intensitas rendah. (Kode DSM 295.6/kode ICD F20.5)
Kriteria ICD-10 memberikan dua subtipe tambahan:
Depresi pascaskizofrenia: Episode depresi yang terjadi setelah sakit skizofrenia, yakni ketika beberapa gejala skizofrenia ringan mungkin masih dapat ditemukan. (ICD code F20.4)
Skizofrenia sederhana : Gejala negatif dan dominan berkembang perlahan-lahan dan progresif tanpa riwayat episode psikotik. (kode ICD F20.6)
Diagnosis banding
Lihat pula: Diagnosis ganda
Gejala psikotik dapat ditemukan pada beberapa gangguan mental lainnya, termasuk gangguan bipolar, gangguan kepribadian borderline/perbatasan , intoksikasi obat dan
psikosis dipicu obat. Waham ("non-bizarre"/tidak aneh) juga ditemukan pada gangguan waham , dan menarik diri dari lingkungan sosial pada gangguan kecemasan sosial,
gangguan kecemasan menghindar dan gangguan kepribadian skizotipik. Skizofrenia sering ditemukan bersamaan dengan gangguan obsesif-kompusif (OCD) dan cukup bermakna dibandingkan dengan yang dapat terjadi secara murni kebetulan, meskipun sulit untuk membedakan antara obsesi yang terjadi pada OCD dengan waham skizofrenia. Diperlukan pemeriksaan fisik umum dan neurologis lebih lanjut untuk menyingkirkan penyakit yang kadang dapat menyebabkan gejala psikotik mirip skizofrenia, seperti gangguan metabolik, infeksi sistemik , sifilis , infeksi HIV , epilepsi, dan lesi otak. Kemungkinan delirium perlu disingkirkan, yang dapat dibedakan melalui halusinasi penglihatan, onset akut, dan tingkat kesadaran yang naik turun, dan menandakan adanya penyakit medis yang mendasarinya. Penyelidikan biasanya tidak perlu diulang untuk relaps, kecuali apabila terdapat indikasi medis yang spesifik atau kemungkinan efek samping dari
obat antipsikotik.

Rabu, 22 April 2015

Tinggalkan yang Tidak Apa-apa karena Takut Menjadi Apa-apa

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 05.29 0 komentar

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Selamat malam teman-temanku semua. Yang tidak lain adalah para pembaca setia tulisan-tulisan saya.
Banyak message yang saya terima, isinya kenapa saya sudah tidak pernah lagi menulis.
Sebenarnya tidak berhenti menulis, setiap bulan minimal satu kali saya pasti menulis. Hanya saja belakangan ini banyak terjadi godaan-godaan hati dan perjalanan pahit sedang saya alami. Menulis menjadi sedikit setengah hati, dan saya rasa cukup disimpan sementara dalam draft akun ini dikarenakan diksi yang harus saya koreksi sebelum saya post.
Dan juga, karena tempat tinggal saya yang mungkin sangat jauh dari kata kebebasan, yakni pesantren.

Bismillah..
Malam ini saya akan menulis dan sedikit berbagi ilmu yang saya dapatkan di penjara suci ini.
Setiap subuh rasanya selalu romantis karena lantunan ayat-ayat suciNya membuat kami terbangun dan bergegas melakukan segala sesuatu yang wajib.
Persisnya mnggu lalu, tema kajian begitu menyesakkan dada. Setiap hari terus berganti tema sesuai ayat Al-Qur'an yang dikaji.
Teman-teman mau tahu tema yang saya maksud apa?
Tema yang dikaji adalah tentang "Tingkat Ketakwaan".
Rasanya saya ingin cepat-cepat menulis dengan tujuan membagi sedikit yang saya tahu karena mungkin beberapa dari kita merasa sensitif mendengar ketakwaan.
Tetapi sekali lagi saya minta maaf, ya? Saya baru bisa menulis sekarang. :)

Jadi, sesuai Al-Qur'an surat Al-Ma'idah ayat 93, dapat ditafsirkan bahwa tikngkatan ketakwaan ada 3.
Tingkat ketakwaan itu ialah:
1. Taqwa dengan Menjauhi  Syirik
2. Taqwa dengan Menjauhi Maksiat
3. Taqwa dengan Meninggalkan yang Apa-apa karena Takut Menjadi Apa-apa.

Entah kenapa, sebagai remaja perempuan yang masih sangat belia dan butuh pembenahan, saya merasa banyak melakukan kegiatan yang "apa-apa". Sementara dalam agama jangankan yang "apa-apa", yang "tidak apa-apa" pun semestinya difikirkan baik-baik efek sampingnya dan sekiranya tinggalkan karena takut menjadi "apa-apa". Istilahnya, mencegah.
Peribahasa pun memberi sinyal sejak zaman nenek-nenek kita terdahulu bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.
Ya, memang iya. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Maka dari itu, sebagai manusia yang sama-sama memiliki kekurangan, tidak sempurna, takut akan azabNya, mari sama-sama TINGGALKAN YANG APA-APA KARENA TAKUT MENJADI APA-APA.
Contohnya tidak sedikit, tetapi seolah tidak masalah dilakukan jika kita  sedikit saja kekurangan asupan religius.

Puasa.
Puasa jika dilakukan adalah hal yang "tidak apa-apa" (tidak masalah), tetapi karena dilakukan terus menerus seperti setiap hari, maka itu akan menjadi "apa-apa"
Dan memang puasa setiap hari tidak diperbolehkan.

Menatap lawan jenis.
Menatap lawan jenis dengan tatapan pertama akan dimaafkan dan "tidak apa-apa", tetapi jauhilah pandangan untuk kesekian kalinya karena itu akan menjadi "apa-apa".
Bahkan dalam hadist Riwayat Muslim dalam Kitabul Istidzan, "Palingkanlah pandanganmu, sebab pandangan pertama dimaafkan dan pandangan selanjutnya membawa dosa."

Sholat.
Sholat dalam sehari ada 5 waktu. Jika dilakukan setiap hari itu justru sangat "tidak apa-apa", tetapi jika kita melakukannya secara terus menerus secara berlebihan itu akan menjadi "apa-apa". Jika memang ingin berkomunikasi lebih banyak dengan Allah maka sempurnakanlah sholat kita dengan sunnah-sunnah yang ada pada waktu sholah ataupun tahajud.

Dan masih banyak lagi.
Ternyata masih banyak aktivitas/keseharian kita yang mungkin dalam hal yang tidak saya sebutkan diatas masih kita lakukan dibatas kewajaran.
Mari tinggalkan, kawan.
Mari perlahan lepaskan walau sulit, kawan.
Mari tinggalkan sedikit demi sedikit tanpa menggoreskan luka, kawan.
Mari cari tahu tentang azab yang telah disediakan Allah ketika kita tidak melaksanakan tingkat ketakwaan yang ke-3 agar kita segera lebih bebenah diri, kawan.
Karena sesungguhnya Allah tersenyum ketika kita berdarah-darah memperjuangkan akidah dan meningkatkam taqwa.
Karena sesunggunya Allah telah siapkan sungai-sungai yang mengalir deras didekat surga khusua untuk kita yang selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan.
Karena sesungguhnya kebahagiaan macam manapun yang diberikan manusia akan jauh tikdak ada apa-apanya jika kita lepaskan segala yang tidak bermanfaat dan seratus persen bermuhasabah tanpa menyisakan janji-janji kepada manusia yang membuat proses bermuhasabah menjadi sulit dan terhambat.
Karena sesungguhnya Allah sangat cemburu ketika kita lebih nemperdulikan makhlukNya daripada Ia sendiri. Karena Allah tahu, makhluk yang lebih lita perdulikan lebih sibuk berpura-pura menjadi pribadi yang mencintaiNya. Dan yang benar-benar mencintaiNya akan bersungguh-sungguh meningkatkan tingat ketaqwaannya sampai tingkat 3 sampai tidak punya waktu lagi untuk berpura-pura bertaqwa.
Allah tidak buta. Ia segera tunjukkan semua. Entah hadiah untuk kita atau celaka untuk kita.
Bersegeralah, kawan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam hangat untuk para pembaca.
Semoga malam ini kita dapat terlelap dan fresh keesokan harinya dan lamjutkan usaha tingkatkan taqwa.
Jangan lupa maafkan semua orang yang bersalah kepada kita sebagaimana mereka maafkan kesalahan kita sebelum tidur. :)

Selasa, 20 Januari 2015

Warna

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 07.56 0 komentar

Bahkan untuk melihat isi dunia hanya diizinkan tak lebih dari 5 jengkal jari. Selebihnya rabun.
Warna memang masih jelas terlihat. Tapi apa guna warna jika semuanya terlihat begitu jauh. Semuanya begitu samar-samar.
Mataku kini sudah buram, dan warna yang biasa kupakai setiap hari sebagai ciri khasku sudah semuanya kau curi.
Tidakkah ada rasa kasihan, berniat mengembalikan walau hanya satu warna. Agar penglihatanku tidak begitu gelap. Hidupku butuh warna. Tolong jangan curi semua. Aku hanya minta itu. Tidak mengertikah?
Sebelum aku benar-benar buta setidaknya aku pernah memberi semua warna, dan aku diberi warna sebanyak aku memberi warna.
Dan ketika semua warna telah tercuri, haruskah berdiam diri menunggu seseorang yang tidak aku percayai memberi warna begitu saja? Ah, aku tidak begitu.
Aku mau warnaku. Aku mau warnaku kau kembalikan. Aku memang berniat meminjamkam warnaku selama-lamanya, tapi kau gunakan warna itu bersama pemiliknya, jangan merenggutnya. Begitu pula aku.
Aku mau warnaku lagi. Aku ingin kembali menjadi pelangiku kembali. Sungguh tak ikhlas ditukar dengan emas manapun.
Sungguh tak ikhlas jika warnaku dicuri dan diberi kepada irang lain yang berkedok rupawan nan menipu.
Aku ingin kembali menjadi pelangi..

Minggu, 30 November 2014

Ketidakmungkinan yang Selalu Ku Semogakan

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 06.38 0 komentar

Di malam ini..
Seusai menaikkan sepertiga malamku padaNya..
Semua harapan, cita-cita, penyesalan, ucap syukur, segalanya kutuangkan tanpa ragu air mata mengalir membantu mengeluarkan isi hati yang tidak mampu terucap oleh bibir.

Mulai hari ini, dan seterusnya. Aku akan berjuang sepenuhnya dijalan ini. Agar semakin dekat kepadanya. Menjaga hidayah yang turun pada diri ini. Melakukan segala sesuatunya menurut apa yang Kau ajarkan, dan dengan cara yang Kau sukai.

Kau tau? Pernah ada seseorang memperkenalkanku padaMu.. Ia mungkin tak serupawan para dewa-dewa, sifatnya juga tidak sempurna, tetapi hidupnya penuh kesederhanaan, tiap langkahnya terarah kepada jalanMu dan nafasnya rasanya menghembuskan namaMu setiap saat.
Ia teman terbaikku, hingga saat ini pun masih begitu.
Ia ajarkan sedikit-demi sedikit kebaikan.
Ibarat membantu memberi orang lumpuh agar ia dapat berjalan tanpa takut terjatuh membuka gerbang rumahMu.
Ibarat melompat bersama di luar rumahMu meskipun rasa sakit hadir di antara kami karena jatuh bangun ia ingin memberitahu ku indahnya semua yang ada di dalam rumahMu.
Ia juga sempat menujukkan keindahan-keindahan dari nada yang mewarnai dunia saat membaca ayatMu..
Tapi sungguh sisanya adalah keputusan tegasku.

Berikan ia selalu jalan kemudahan menghadapi kesulitannya ya Rabb..
Berikan ia cahaya penerangan saat ia menemui kegelapan ya Rabb..
Jangan diamkan ia berlama-lama dijalan yang salah..
Tegur dia dengan cara yang anggun agar ia kembali pada pribadinya yang begitu manis dan tertaut padaMu.
Aku tau dimasa muda ini kadang semua berbanding terbalik. Keputusan yang salah justru terlanjur terambil saat kita merasa yakin.
Tapi yakinkanlah ia selalau ya Rabb.. Bahwa seterlanjur apapun ia terlanjur menjauh dari kebaikan, tidak ada kata terlambag untuk kembali.

Terima kasih "teman terbaikku", yang kadang terlihat seperti "kakakku" saat bersikap dewasa, yang kadang terlihat seperti "adikku" saat bertingkah kekanakkan, yang kadang terlihat seperti cerminan "ayahku" saat melindungiku, dan kadang terlihat seperti "malaikat" yang diutusNya mengajarkanku dalam kebaikan, dan kadang terlihat seperti musuhku saat kita sama2 di dalam satu ruangan menggunakan seragam putih abu menuntut ilmu.

Kau memerankan 5 peran sekaligus dalam hidupku.. terima kasih.
Semoga kehadiranku juga begitu di kehidupanmu.
Semoga semua sesuai ucapanmu dahulu, bahwa kita akan bersama di jannahNya.
Semoga kau ajarkan ku kebaikan menemui jalan yang paling baik menuju akhirat dan aku ajarkan mu kebaikan mengendalikan dunia ditengah fokusnya berjihad. Sungguh tiada maksud menjauhkan mu dari kebaikan..
Semoga sejauh apapun nanti kita saling mengingat sampai Allah pertemukan kita jika mungkin.

Teman terbaikku, kau adalah ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan.. :)

 

Lusia ♕ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea