Welcome in My Official Blogger lusianachandraputri.blogspot.com

Rabu, 16 September 2015

Hukum Avogadro

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 00.29 0 komentar
Kau tau, opa?
Kemarin siang aku mempelajari kimia, lebih tepatna tentang hukum Avogadro.
Ah, tetapi tugas-tugas menundaku menulis goresan rindu yang tidak mungkin ku ungkapkan sekarang.
Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada kondisi suhu dan tekanan yang sama, volume gas yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama.
Bolehkah jika ku katakan bahwa pada kondisi suhu dan tekanan yang selalu menunt paru-paruku bekerja lebih dari biasanya ini, dan volume ruanganku yang tertempel mading-mading kenangan tentang siapa saja dimasa kemarin akan mengandung jumlah rindu yang berlipat pula?
Bolehkah seperti itu?
Aku yakin, sebagai ahli kimia kau mengerti tentang hukum ini.
Jika aku menemuimu saat ini,
apa kau masih ingin melihatku?
apa kau memaklumi perbedaan yang sekarang menjadi barrier antara kita?
apa kau menginginkan aku disisimu seperti yang sudah 16 tahun?
bagaimana matamu? masih awaskah?
bagaimana perkembanganmu? tidak ada tanda-tanda sama sekali yang menunjukkan perkembanganmu.
bagaimana tentang nama-nama unsur kimia yang sudah bertahun-tahun kupelajari ini? nikel, tambang, batu bara, almunium dan kawan-kawan. apakah mereka masih setia menemani siang dan malammu?
aku rindu mengingatkanmu makan karena mereka.
aku rindu merengek-rengek meminta komentarmu setiap aku membuat gambar.
aku rindu bercanda denganmu.
aku rindu kita yang saling menjaga.
aku rindu kau lebih dari biasanya karena berrier ini.
Maaf tuk barrier yang tidak pernah kau harapkan ini.
Maaf tuk dirimu yang kutinggalkan begitu.
Aku pun tak pernah mebuat skenario satu halamanpun tentang ini, percayalah.
Akan ku simpan semua kenangan selama 16 tahun.
Barangkali

Minggu, 06 September 2015

Rindu Dari Cerminan Masa Gadismu.

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 07.28 0 komentar
Hai.
Suhu disini begitu rendah.
Ia memaksaku untuk terus memikirkanmu, Mama.
Bagaimana keadaanmu, wanita hebatku?
Aku tidur tepat menghadap jendela.
Wajahmu jelas terlukis disana.
sesekali aku menatap keluar sambil meniup-niup dan menggosok-gosokkan tanganku, aku merasakan kehadiranmu disini.
Banyak bintang-bintang di langit, sama dengan banyaknya pertanyaanku.
Kau kah, Ma?
Kau kah yang menitipkan sejuta senyum lewat bulan?
Kau kah yang menghadirkan sejuta kehangatan lewat jaket yang kau beli dengan ketulusan ini?
Kau kah yang membisikkan Tuhan agar diri ini selalu terjaga?
Kau kah yang selalu mengganggu Tuhan hanya untuk memintaku sehat?
Kau kah yang ada dibalik semua sampai semua seindah ini?
Ah terlalu banyak.
Tapi aku tahu, itu benar-benar dirimu.
Malam ini aku tersadar,
Belum pantas jika aku memikirkan yang lain, sementara kau memikirkanku dengan tulus.
Belum pantas jika aku merindukan yang lain, sementara kau merindukanku dengan tulus.
Belum pantas jika aku menanyakan kabar yang lain, sementara kau begitu sabar menunggu pesanku menanyakan kabarmu tanpa memintaku memperhatikanmu.
Belum pantas jika aku tersenyum atas orang lain, sementara kau selalu tersenyum menceritakan gadis kecilmu didepan khalayak.
Belum pantas jika cintamu terbagi tiga setelah Allah, sementara kau coba sulitnya samaratakan kasih sayang kepada anak-anakmu yang lain.
Bersabarlah, Ma.
Beberapa tahun lagi kita akan bertemu saling melepas rindu.
Jika kepada teman mungkin belum tentu Allah izinkan, tetapi insyaAllah kaulah yang pertama menyambut tubuh ini.
Mungkin aku sudah menjadi orang yang sedikit berwibawa didepan orang lain, namun didepanmu aku harus tetap tunduk.
Salam dari kota yang selalu dibawah 20 derajat ini, Ma.
Sebagai anak pertama yang selalu dituntut lebih dewasa, semoga keseriusanku menuntut ilmu dapat berguna untuk adik-adik.
Jangan khawatir tentang dingin.
Walaupun ia terlalu jahat merebut jatah sehatku, tapi aku percaya, kaulah yang pertama menadahkan tangan meminta agar rasa dingin ini ditukar dengan sebuah cita-cita mulia.
Takkan ku sia-siakan itu.



Salam rindu yang teramat menusuk dari kota kembang.
Dari cerminan dirimu, anak pertamamu.

Bandung, 6 September 2015.
 

Lusia ♕ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea