Welcome in My Official Blogger lusianachandraputri.blogspot.com

Minggu, 06 September 2015

Rindu Dari Cerminan Masa Gadismu.

Diposting oleh ♕ Lusiana Chandra Putri ♕ di 07.28
Hai.
Suhu disini begitu rendah.
Ia memaksaku untuk terus memikirkanmu, Mama.
Bagaimana keadaanmu, wanita hebatku?
Aku tidur tepat menghadap jendela.
Wajahmu jelas terlukis disana.
sesekali aku menatap keluar sambil meniup-niup dan menggosok-gosokkan tanganku, aku merasakan kehadiranmu disini.
Banyak bintang-bintang di langit, sama dengan banyaknya pertanyaanku.
Kau kah, Ma?
Kau kah yang menitipkan sejuta senyum lewat bulan?
Kau kah yang menghadirkan sejuta kehangatan lewat jaket yang kau beli dengan ketulusan ini?
Kau kah yang membisikkan Tuhan agar diri ini selalu terjaga?
Kau kah yang selalu mengganggu Tuhan hanya untuk memintaku sehat?
Kau kah yang ada dibalik semua sampai semua seindah ini?
Ah terlalu banyak.
Tapi aku tahu, itu benar-benar dirimu.
Malam ini aku tersadar,
Belum pantas jika aku memikirkan yang lain, sementara kau memikirkanku dengan tulus.
Belum pantas jika aku merindukan yang lain, sementara kau merindukanku dengan tulus.
Belum pantas jika aku menanyakan kabar yang lain, sementara kau begitu sabar menunggu pesanku menanyakan kabarmu tanpa memintaku memperhatikanmu.
Belum pantas jika aku tersenyum atas orang lain, sementara kau selalu tersenyum menceritakan gadis kecilmu didepan khalayak.
Belum pantas jika cintamu terbagi tiga setelah Allah, sementara kau coba sulitnya samaratakan kasih sayang kepada anak-anakmu yang lain.
Bersabarlah, Ma.
Beberapa tahun lagi kita akan bertemu saling melepas rindu.
Jika kepada teman mungkin belum tentu Allah izinkan, tetapi insyaAllah kaulah yang pertama menyambut tubuh ini.
Mungkin aku sudah menjadi orang yang sedikit berwibawa didepan orang lain, namun didepanmu aku harus tetap tunduk.
Salam dari kota yang selalu dibawah 20 derajat ini, Ma.
Sebagai anak pertama yang selalu dituntut lebih dewasa, semoga keseriusanku menuntut ilmu dapat berguna untuk adik-adik.
Jangan khawatir tentang dingin.
Walaupun ia terlalu jahat merebut jatah sehatku, tapi aku percaya, kaulah yang pertama menadahkan tangan meminta agar rasa dingin ini ditukar dengan sebuah cita-cita mulia.
Takkan ku sia-siakan itu.



Salam rindu yang teramat menusuk dari kota kembang.
Dari cerminan dirimu, anak pertamamu.

Bandung, 6 September 2015.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Lusia ♕ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea